"Urusan sepak bola ya paling antara kesebelasan, kalau urusannya soal batas antar tetangga gitu urusannya hanya fisik, atau ekonomi urusannya paling soal keuntungan. Politik juga paling batasnya siapa memperoleh apa yang satu sama lain berbeda, tetapi ketika agama masuk itu dimensi sakralisasinya kuat," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh kelompok agama, tokoh agama, hingga umat, agar selalu hidup beragama dengan semakin bijaksana.Caranya, kata dia, dengan meletakkan nilai-nilai rohani dan etika yang bisa menjembatani diri dengan sesama dalam relasi yang inklusif. Sebaliknya, jika pemeluk agama menempatkan diri secara eksklusif maka dapat memicu terjadinya konflik agama. "Kalau kita eksklusif dan hanya ingin mementingkan kelompok dan golongannya sendiri, itu nanti yang terjadi konflik atas nama agama, dan sekali konflik atas agama itu muncul itu memudarnya susah," ucapnya. Secara khusus, ia mengajak tokoh agama Islam agar menghadirkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin dan membawa nilai luhur akhlak mulia.
njutnya, apabila para tokoh tersebut belum bisa mengarah ke sana, setidaknya harus pasif dan tidak berbuat hal sebaliknya. "Maka kita berharap termasuk tentu Muhammadiyah harus memberi teladan bagaimana menghadirkan Islam yang membawa nilai-nilai luhur akhlak mulia dan menebar nilai-nilai rahmat bagi lingkungan," kata dia.